DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM
HADAPI KEMARAU, DAOPS MANGGALA AGNI KALIMANTAN VI/TANAH LAUT LAKUKAN DISEMINASI PENCEGAHAN KARHUTLA DI KABUPATEN TANAH LAUT, KALIMANTAN SELATAN
Kepala DAOPS Manggala Agni Kalimantan VI/ Tanah Laut, Sufie Bhaskara bersama dengan Kepala Pelaksana BPBD Kab. Tanah Laut, Sahrudin melakukan diseminasi pecengahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kab. Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan.
“Provinsi Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan indikasi karhutla terluas di Indonesia dan Kabupaten Tanah Laut berada di peringkat ketiga dari tiga belas Kab/kota di Provinsi Kalimantan Selatan dengan indikasi luas karhutla” terang Sufie Bhaskara dalam Talk Show Tanah Laut Menyapa dengan tema Hadapi Kemarau 2024 yang berlangsung di Studio 1 Radio Tuntung Pandang FM 102,3 FM pada Jumat 9 Agustus 2024.
Kepala Daops Manggala Agni Kalimantan VI/ Tanah Laut, Sufie Bhaskara menyampaikan beberapa hal berkaitan dengan evaluasi karhutla di Tahun 2023, prediksi musim kemarau tahun 2024 serta kondisi karhutla di Kab. Tanah Laut Tahun 2024.
“Informasi BMKG bahwa prediksi musim kemarau di Kalimantan Selatan akan berlangsung kurang lebih empat bulan (Akhir Juni – Akhir Oktober) dan mengalami puncaknya pada bulan Agustus hingga September sehingga perlu kewaspadaan dan kehati-hatian dalam menggunakan api karena kondisi di lapangan yang rawan terjadi karhutla di periode tersebut. Hingga saat ini, titik panas yang terkonfirmasi karhutla di Kab. Tanah Laut terjadi di kecamatan Panyipatan, Pelaihari dan Tambang Ulang” tambah Sufie Bhaskara.
Lebih lanjut, berbagai dukungan para pihak untuk mambantu masyarakat dalam mencegah terjadinya karhutla telah menjadi perhatian bersama melalui dukungan peralatan mekanis untuk pertanian. “Masyarakat sudah mulai sadar, khususnya kelompok petani yang mulai menggunakan peralatan mekanis untuk proses pertanian sehingga kejadian karhutla akibat kegiatan pertanian semakin kecil. Selain itu, dukungan lain seperti Damkar Kab. Tanah Laut juga mendukung pelaksanaan pemadaman karhutla yang sudah tersedia sarpras dan pesonil di setiap kecamatan di Kab. Tanah Laut. Hal ini tidak lepas dari sinergitas para pihak di lapangan” jelas Sahrudin.
Untuk mengantisipasi kejadian karhutla, masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dengan menyampaikan informasi secara akurat terkait waktu dan lokasi hotspot serta kejadian karhutla. Meskipun kondisi kemarau di Tahun 2024 relatif lebih basah dibanding Tahun 2023 yang mengalami kondisi El-Nino, Sufie menambahkan bahwa upaya pencegahan tetap menjadi utama dan karhutla adalah tanggung jawab bersama sehingga sinergitas dalam pengendalian karhutla harus tetap terjaga.
Tim Kehumasan Balai PPI Wilayah Kalimantan (F/AGAP/AAN)