DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

PELIBATAN MASYARAKAT DALAM PENGENDALIAN KARHUTLA

PKHL- Pelibatan masyarakat dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat memberikan dampak positif, perubahan mindset, perubahan perilaku, dan pada akhirnya dapat mengangkat masyarakat sebagai agent of change pengendalian karhutla. Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Noer Adi Wardojo, mewakili Direktur Jenderal PPI pada Talkshow Pengendalian Karhutla Berbasis Masyarakat yang diselenggarakan di Jakarta (11/8/2024).

“Berdasarkan dengan mandat untuk melaksanakan upaya pengendalian perubahan iklim, Menteri LHK telah mengeluarkan Keputusan Menteri LHK Nomor: 168/Menlhk/PKTL/PLA.1/2/2022 tentang Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) NET SINK 2020  untuk Pengendalian Perubahan Iklim,” terang Noer.

Noer menjelaskan bahwa kebijakan dan implementasi di sektor kehutanan menuju FOLU Net sink 2030 diantaranya adalah implementasi pengendalian kebakaran hutan dan lahan dengan orientasi pencegahan karhutla secara permanen dengan melibatkan masyarakat. 

“Berbagai upaya pencegahan karhutla telah dilakukan di tingkat tapak, seperti melalui penyadartahuan kepada masyarakat melalui sosialisasi, penyuluhan, kampanye pencegahan karhuta, patroli pencegahan karhutla, pelibatan kelompok MPA dalam pencegahan karhutla, monitoring hotspot, dan juga operasi Modifikasi Cuaca (OMC),” lanjut Noer.

Noer menambahkan bahwa keberhasilan penurunan karhutla tahun 2023 dibandingkan tahun 2019, tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan di tingkat tapak. KLHK dengan pasukan Manggala Agni bersama para pihak dan juga unsur masyarakat telah bekerja dengan sangat keras untuk mengendalian karhutla di seluruh titik-titik rawan.

“Peran masyarakat sangat penting dalam keberhasilan pengendalian karhutla. Sebagaimana kita tahu bahwa 99% kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh manusia (human induce) baik disengaja maupun tidak disengaja, dengan berbagai motif yang melatarbelakangi aktivitas membakar hutan dan lahan ini,” jelas Noer.

Noer mengatakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan tidak hanya bersifat sesaat, perlu waktu yang panjang sehingga pendampingan dan keberlanjutan kegiatan dengan melibatkan masyarakat harus terus menerus dilakukan.

“Program dan inisiatif pelibatan masyarakat telah banyak dilakukan antara lain melalui program perhutanan sosial (KLHK), Desa Mandiri Peduli Gambut (DPMG) oleh BRGM, Program Kelompok Tani Peduli Api (KTPA) oleh Kementan yang setara dengan Masyarakat Peduli Api (MPA) oleh KLHK dan Komunitas/Kelompok Masyarakat seperti Pemuda Tanggap Bencana, Desa Tanggap Bencana yang menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dalam upaya-upaya pengendalian bencana karhutla. Oleh karena itu kekuatan modal sosial masyarakat ini perlu terus didorong untuk mencipatkan masyarakat yang tanggap/peduli bencana menuju kepada ketahan bencana (karhutla) di Indonesia,” pungkas Noer.

Pada sesi talkshow yang merupakan rangkaian Festival LIKE 2 ini  menghadirkan narasumber dari berbagai unsur untuk menggali informasi, berbagi pengalaman dan informasi serta sebagai sarana pembelajaran bersama upaya-upaya pengendalian karhutla yang telah dilakukan bersama masyarakat dalam perspektif akademisi, praktisi, dunia usaha, dan masyakat itu sendiri.

Hadir sebagai narasumber yaitu Guru Besar Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University, anggota MPA Desa Girirejo - Jawa Tengah, Ex. Project Coordinator ITTO Project of Capacity Building on Forest and land Fire Management in Indonesia, serta Head of Landscape Conservation and Environment PT. APP.

Telepon: +62 (21) 5730144

Faksimili: + 62 (21) 5720194

Email: setditjenppi@gmail.com atau setditjenppi@menlhk.go.id 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Manggala Wanabakti Blok VII, 12th floor

Jl. Gatot Subroto, Senayan

Jakarta - Indonesia 

InstagramTwitterFacebookYouTube

MEDIA SOSIAL DITJEN PPI