NEGARA-NEGARA ASEAN DUKUNG INDONESIA MENJADI HOST ACCTHPC
Negara-negara ASEAN mendukung Indonesia menjadi tuan rumah/ host dari ASEAN Coordinating Centre for Transboundary Haze Pollution Control (ACCTHPC) atau Pusat Koordinasi ASEAN untuk Pengendalian Pencemaran Asap Lintas Batas pada Pertemuan Tingkat Menteri Persetujuan ASEAN tentang Pencemaran Asap Lintas Batas ke-18/ The 18th Meeting of the Conference of the Parties to the ASEAN Agreement on Transboundary Haze Pollution (COP-18 AATHP) di Vientiane, Laos (23/08).
Dalam mewujudkan Indonesia sebagai host dari Pusat ini merupakan perjuangan panjang, mengingat keinginan Indonesia sebagai host telah disampaikan sejak COP (Conference of the Parties) ke-1 tahun 2004 di Hanoi, Vietnam. Pusat ASEAN tersebut kedepannya akan berfungsi untuk memfasilitasi kerja sama dan koordinasi antara para pihak dalam menanggulangi dampak kebakaran lahan dan/atau hutan khususnya pencemaran kabut asap yang timbul dari kebakaran tersebut.
Pada pertemuan tersebut Menteri LHK, Siti Nurbaya menegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mengendalikan kabut asap lintas batas akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan ASEAN, baik melalui upaya nasional maupun melalui peningkatan kerja sama regional dan internasional.
“Contoh praktis pengendalian karhutla seperti pelibatan masyarakat dalam pencegahan karhutla, pengelolaan muka air tanah pada gambut, pengembangan aplikasi early warning system karhutla, patroli terpadu karhutla, penghitungan areal bekas terbakar menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh, praktek penyiapan lahan tanpa bakar dan lainnya,” ungkap Siti.
Siti menyampaikan apresiasi kepada ASEAN Secretariat yang telah menjalankan fungsi interim ACCTHPC dan menantikan operasionalisasi penuh ACCTHPC untuk mendukung implementasi AATHP guna mengatasi kabut asap lintas batas di kawasan ASEAN secara lebih cepat dan efektif.
Apresiasi dan sambutan baik juga disampaikan pada penerapan Second Roadmap on ASEAN Cooperation towards Transboundary Haze Pollution Control with Means of Implementation (Haze-free Roadmap) 2023-2030 dan the Second ASEAN Peatland Management Strategy (APMS) 2023-2030 untuk memperkuat, mengintensifkan dan mengatasi akar permasalahan penyebab kabut asap lintas batas secara komprehensif.
“Indonesia siap mendukung ASEAN Investment Framework for Haze-Free Sustainable Land Management untuk meningkatkan kemitraan multi pihak dan memastikan sumber daya di tingkat lokal, nasional dan regional dalam mendorong pengelolaan lahan gambut berkelanjutan untuk mengatasai permasalahan kabut asap lintas batas,” terang Siti.
Pada pertemuan yang dipimpin Laos sebagai chair dan tuan rumah, dan Thailand sebagai vice chair, Menteri LHK bertindak sebagai Ketua Delegasi RI, didampingi oleh Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Laksmi Dhewanthi dan para anggota Delegasi RI lingkup KLHK, Kementerian Luar Negeri, BMKG dan BRGM. Pertemuan tingkat Menteri ini dihadiri oleh sepuluh perwakilan negara anggota ASEAN dan ASEAN Secretariat.