SANTAI NGOBROLIN IKLIM DENGAN AKTIVITAS BURUNG


MS2R- Cengkerama Iklim “Santai Ngobrolin Iklim” kembali hadir dan menyapa sobat iklim di bulan Juli ini. Dengan mengangkat tema besar biodiversitas, pada bulan Juli ini cengkerama iklim mengajak sobat iklim dengan pembahasan “Burung Migran dan Perubahan Iklim”. On air secara langsung dari Manggala Wanabakti, Cengkerema iklim pada bulan Juli ini merupakan kali kedua terselenggara di tahun 2024, yang kedepannya kegiatan ini menjadi rutinitas setiap bulan dari Direktorat Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional, Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK. Selain santai ngobrolin iklim mengenai Burung Migran dan Perubahan Iklim, Cengklim bulan Juli ini membawa misi atau rutinitas baru dengan pemaparan prediksi iklim dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika. Pemaparan prediksi iklim bulan Juli ini disampaikan oleh Ibu Mia Rosmiati, Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda Pusat Informasi Perubahan Iklim, BMKG.

Cengkerama Iklim dengan tema Burung Migran dan Perubahan Iklim  ini dibuka langsung oleh Bapak Wahyu Marjaka selaku Direktur Mobilisasi Sumber Daya Sektoral dan Regional, dalam pembukaan tersebut beliau menyampaikan bahwa Indonesia merupakan rumah bagi banyak spesies burung migran, yang memainkan peran sebagai indikator terjadinya perubahan-perubahan lingkungan termasuk iklim, terjadinya perubahan iklim mengubah habitat alami, waktu migrasi, hingga ketersediaan sumber makanan burung-burung tersebut, selain itu peningkatan suhu, perubahan pola hujan, dan cuaca ekstrem berdampak pada kebiasaan bermigrasi dari Burung Migran. Harapannya Cengkerama Iklim mampu menjadi wadah untuk berdiskusi dan berbagi pengetahuan tentang bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kehidupan dengan contoh-contoh kecil yang berada disekitar kita, semakin relate dan aplikatif ilmu yang didapatkan, dan berdampak bagi aksi pengendalian perubahan iklim. Selain itu Bapak Wahyu Marjaka juga menjelaskan bahwa Cengkerama Iklim juga menekankan pentingnya inklusifitas bagi aksi pengendalian perubahan iklim, karena aksi pengendalian perubahan iklim ini tidak akan optimal tanpa kerja keras dan kerjasama atau kolaborasi dari seluruh pihak.

Cengkerama Iklim kali ini di awali dengan pemaparan prediksi iklim. Pada kesempatan ini Bu Mia dari Pusat Informasi perubahan Iklim, BMKG menjelaskan mengenai dinamika atmosfer laut dan prediksi iklim. Kemudian bahwa kompleksitas pemicu cuaca dan iklim di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yang sangat bervariasi dari skala lokal misalnya dari intensitas radiasi matahari, hingga skala global misalnya fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terinisiasi, di Samudera Hindia serta El Nino, La Nina yang terinisiasi di samudera pasifik. Berdasarkan jumlah Zona Musim (ZOM) sebanyak 44% wilayah Indonesia masuk musim kemarau. Tujuan rutinitas pemaparan prediksi iklim pada kegiatan Cengkerama Iklim ini ialah sebagai upaya melek informasi mengenai iklim dalam lingkup bidang ilmu klimatologi, sehingga masyarakat selalu dekat dengan isu-isu yang berhubungan dengan iklim, selain itu juga sebagai upaya mitigasi dan adaptasi masyarakat terhadap perubahan iklim.

Kemudian pemaparan utama mengenai Burung Migran dan Perubahan Iklim disampaikan oleh Pak Asman Adi Purwanto dari Yayasan BISA Indonesia. Pemaparan materi dari Pak Asman cukup menarik dengan berbagai pengalaman dan jam terbang yang cukup kuat dalam pengamatan burung khususnya burung migran. Menurut Pak Asman sendiri, Migrasi Burung merupakan upaya adaptasi atau tanggapan terhadap tekanan yang disebabkan oleh kondisi alam, dan memanfaatkan kondisi lingkungan yang berbeda sebagai bagian dari siklus kehidupan burung. Burung Migran pun mampu menjadi bio indikator adanya perubahan iklim. Salah satu dampak yang nyata pada aktifitas burung migran adalah adanya perubahan waktu migrasi hingga perubahan rute bermigrasi, kemudian adanya perubahan komposisi vegetasi dan hilangnya habitat, sehingga dengan hal-hal tersebut berpotensi persaingan perebutan pakan antar spesies. Selain itu dampak langsung lainya yang terjadi pada burung migran adalah peningkatan penyakit dan parasit, hingga stress fisiologi yang mempengaruhi daya tahan dan kemampuan reproduksi burung migran. Dengan pemapaparan dari Pak Asman tersebut sudah waktunya kita lebih peduli terhadap isu perubahan iklim, karena dampak dari perubahan iklim sangat mempengaruhi terhadap aspek biodiversitas salah satunya adalah burung migran. Dalam hal ini Cengkerama Iklim, akan berusaha selalu hadir menjadi wadah interaksi dan ekspresi gerakan kelestarian lingkungan hidup, yang mengispirasi dan menjadi cendela wawasan masyarakat demi mewujudkan kepedulian terhadap pengendalian perubahan iklim.

Telepon: +62 (21) 5730144

Faksimili: + 62 (21) 5720194

Email: setditjenppi@gmail.com atau setditjenppi@menlhk.go.id 

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Manggala Wanabakti Blok VII, 12th floor

Jl. Gatot Subroto, Senayan

Jakarta - Indonesia 

InstagramTwitterFacebookYouTube

MEDIA SOSIAL DITJEN PPI