100 HEKTARES KEBAKARAN GUNUNG PAPANDAYAN BERHASIL DILOKALISIR
Kebakaran hutan dan lahan di Papandayan, Garut, yang terjadi sejak Minggu (22/10/2023) sudah berhasil dilokalisir tim pemadam sehingga tidak meluas ke areal yang lain. Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Thomas Nifinluri hadir memberikan support dan menyerahkan bantuan untuk membantu proses pemadaman.
Thomas yang hadir langsung di Gunung Papandayan mengungkapkan akan membantu proses pemadaman yang dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat dan tim pemadam. Thomas menyerahkan peralatan dan perlengkapan pemadaman secara langsung kepada tim pemadam yang diwakili oleh Kepala BBKSDA Jawa Barat. Peralatan pemadam yang diserahkan berupa pompa punggung, perlengkapan pribadi berupa topi, lampu kepala, kaca mata pengaman, masker, penutup leher, sepatu pemadam, baju pemadam, dan kaos.
Sebagai informasi, area terbakar masuk pada Blok Tegal Alun kawasan Gunung Papandayan wilayah Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut masuk kawasan BBKSDA Jawa Barat. Kawasan yang terbakar tersebut sering digunkan untuk wisata pendakian dipenuhi rumput, ilalang, dan paku-pakuan kering sehingga sangat mudah tersulut api. Angin yang cukup kencang membuat kobaran api meluas dan menyebabkan kebakaran semakin tak terkendali. Selain itu, sumber air juga cukup jauh sehingga kebakaran tidak bisa langsung dipadamkan dengan cepat.
“Kami mengharapkan tim pemadam yang berasal dari BBKSDA Jawa Barat, Seksi I Balai Pengendalian Perubahan Iklim Jabanusra, TNI, Polri, Relawan, dan pelajar pecinta alam tetap menjaga kondisi tubuh tetap prima. Kami mengirimkan beberapa perlengkapan dan peralatan untuk membantu pemadaman,” kata Thomas.
Thomas juga mengingatkan kejadian kebakaran hutan dan lahan juga berpotensi terjadi di gunung-gunung lain di Indonesia. Para pendaki harus berhati-hati dengan api dan selalu memperhatikan peringatan maupun informasi cuaca yang diberikan oleh instansi setempat.
"Sebanyak 99 persen kejadian kebakaran hutan dan lahan disebabkan oleh faktor manusia. Ada yang disengaja dan tidak sengaja seperti membuang puntung rokok, membuat api unggun yang tidak dijaga, dan faktor-faktor lainnya," terang Thomas. Ia mengatakan, kondisi kering dan angin saat musim kemarau jika dipicu dengan api yang tidak terjaga akan sangat berpotensi menjadi karhutla.
BBKSDA Jawa Barat mencatat luas lahan yang terbakar mencapai 100 hektare. Hadir langsung memimpin pemadaman, Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad yang mengerahkan sekitar 50 personel untuk mengatasi kebakaran lahan di Papandayan. Irwan menjelaskan tiga hal yang menjadi kendala pemadaman, yaitu vegetasi kering, angin, serta lokasi yang sulit dijangkau. Vegetasi kering memang mudah tersulut api sehingga kebakaran mudah sekali meluas. Di sisi lain, angin kencang tak hanya memudahkan api menjalar, tapi juga membuat api terus menyala sehingga kebakaran makin sulit untuk dipadamkan.
“Akses ke lokasi kebakaran tergolong sulit. Area yang berbukit dan terjal membatasi gerak tim pemadam sehingga mereka kesulitan mengatasi kebakaran secara maksimal. Tim pemadam masih bisa naik motor sampai dengan Pos Tujuh Papandayan, namun harus melanjutkan jalan kaki selama satu jam untuk menuju titik api. Lokasi ini menyulitkan mobilisasi pasukan dan peralatan pemadam,” jelas Irawan.
Sementara itu, kebakaran yang terus meluas dan sulit dipadamkan memaksa pengelola kawasan wisata Gunung Papandayan untuk membatasi akses wisata menuju kawasan wisata Gunung Papandayan. Pembatasan pengunjung hanya sampai Pos Tiga Gunung Papandayan untuk memudahkan proses pemadaman.